beras adalah kata yang sangat jarang di jumpai dalam kekeluargaan ini.
kehidupan seperti itu membuat sepasang suami istri ini berpikir dua kali untuk menambah anak.
Selain itu mereka juga harus mendengar keluh kesah dari anak semata wayangnya setiap pulang sekolah.
Andes: bu... aku sudah tak sanggup..
Dienza: kenapa nak..?
Andes: aku selalu di hina teman-teman karna aku hitam, apa salahku? kenapa aku berbeda dari orang tua ku.. mereka bilang aku anak haram.
Dienza menitikkan air mata, tidak hanya merana dalam hidup, anaknya juga harus mendapatkan musibah mental.
Sepulang sekolah Andes harus pergi ke pusat desa untuk bekerja sebagai penyemir sepatu.
ia bekerja dengan seorang saudagar yang mempunyai toko sepatu.
kerjaan menyemir sepatu di dapatnya dari tawaran Wendi teman sekolahnya.
Saudagar itu tidak mempercayai Andes untuk bekerja di tokonya.
oleh karena itu, saudagar itu memberikan dia pekerjaan dengan menyediakan semir sepatu untuk Andes.
dia dapat mencicil barang keperluan sekolahnya dari penghasilan menyemir sepatu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sore yang cerah,
matahari yang akan terbenam memberikan pantulan sinar yang membentuk aurora.
awan berarakan layaknya kumpulan domba yang berjalan di birunya langit.
Taman kecil yang indah dengan berbagai bunga.
kupu-kupu berlomba untuk mendapatkan sari setiap bunga yang ada di taman.
Setiap sore taman ini selalu ramai oleh pengunjung desa.
dimulai dari
sepasang jompo yang tlah banyak dikenal orang banyak..
pasangan tua renta ini setiap sore selalu ke taman.
si kakek yang tua renta hanya bisa duduk di kursi roda.
dan si nenek yang matanya udah rabun mendorong kursi roda.
Wandi josh Bowncell nama si kakek, seorang veteran di zaman lampau.
peperangan membuat kakinya cacad terkena bom.
dia begitu garang di waktu perang, sehingga dia di beri julukan "siPembantai bokong"
setelah meringkus musuh dia akan menyodomi lawan tersebut satu persatu
"kehidupan perang itu sangat berat"
Dan si nenek bernama Fafa Ireng fayruz, peranakan Jawa-Afrika.
kulit sawo kelewat mateng..
dulu nya seorang pejuang wanita angkatan kartini.
tapi karna kalah saing sama kartini, maka nama dia terkubur tanpa dikenang..
dia bertubuh mungil dan sederhana hingga di juluki "si Gesit Irit" (kek iklan aja)
di usianya yang renta membuat tulang punggung dia rapuh..
selalu setia menemani sang suami
menemani tidur..
menemani mandi..
hingga buang air besar pun di temani..
Tapi itu hanya kenangan..
sekarang mereka hanya sepasang jompo yang kesulitan untuk mengurus diri masing-masing.
mereka tinggal dengan cucunya yang seumuran dengan Andes, yang bernama
Jessica Amel bowncell..
karena keturunan dari Fafa - Vras dia tumbuh menjadi anak yang kecil dan mungil.
Andes dengan sebuah kotak semir nya berjalan menyusuri taman,
mencari orang yang bersedia sepatunya untuk di semir...
Permisi pak, sepatu anda terlihat kotor.. boleh kah saya menyemirnya."kata Andes
lelaki itu menatap dengan tatapan sinis dan memandangi wajah Andes.
Cih.. pergi sana ! jangan kan menyemir.. untuk memegang sepatuku saja kau tak layak..
kenapa kau ada disini.. kau lihat sekeliling mu.. tidak ada satupun manusia yang hitam sepertimu..!"ujar lelaki itu dengan lantang.
Andes tak dapat berkata apa-apa, terdiam.
belum sempat membalas kata-kata lelaki itu.
Pergi!."lelaki itu membentak.
Andes berlari kecil sambil menangis ke salah satu kursi taman.
dia duduk termenung melihat lelaki yang membentaknya dari kejauhan.
tak lama datang seorang anak seumurannya mendekati lelaki itu.
lelaki itu tersenyum dan mempersilahkan dia untuk menyemir sepatunya.
kesedihan tak dapat membendung air matanya
ini pertama kalinya ia tak dapat bersabar dari hinaan orang.
Jessica Amel Bowncell yang melihat kejadian itu menjadi kasihan.
dia berjalan mendekati Andes.
kenapa kamu menangis?"kata Amel itu sembari memberikan sapu tangan.
Andes terkejut dan segera menghapus airmatanya
ah.. tidak... mata saya kemasukkan debu"Andes beralasan.
masa sih.. aku melihat kau sesenggukan.
gadis itu tersenyum lalu berkata...
perkenalkan namaku Jessica Amel Bowncell.. panggil aku Amel
Andes meraih saputangan itu dan menyeka air matanya.
Amel: Laki-laki sangar dan hitam koq cengeng?
Andes: mau hibur atau mau nyela nih..!
Amel: hihihi,.. canda (sok imut)
Andes: makasih sapu tangannya ya...
Amel: santai.. pakai aja..
Andes: sekali lagi makasih.. namaku Jaya Andes Goldbeck.
Amel: kamu tinggal di mana?
Andes: di pesisir pantai...
Amel: hah! masa !
Andes: iya.. kenapa kaget?
Amel: kirain di hutan,,, situ mirip dakocan soalnya...
Andes: aku memang hitam.. tapi aku mempunyai hati lembut..
Amel: mukanya merah tuh..
Andes: ah masa... "Andes menutup pipinya dan merasa malu..
Amel merasa perutnya serasa di goncang.. usus nya mau keluar mendengar kata-kata andes itu..
Amel: canda..! item gitu.. ga mungkin merah lah.
Andes: hahaha... jahad..
Amel: hehe.. maaf..
Andes: kamu tinggal dimana?
Amel: aku tinggal di wisma veteran.
Selagi mereka bercanda,, tiba-tiba dateng seorang pengamen yang membawa alat ngamen dari tutup botol limun, bunyi nya seperti krecekan.. penampilannya sangat nyentrik, memakai rok,wig dan sepatu higheels (alias waria)
hay hay hay,,, hellllloooow,,,, nama eikeh Prastika Purbaningrum..
yey pasti pada suntuk gethooo... eikeh mo nembang nich...
kalian berdua cuco' bo'... kek pinang di belah
bayaran eikeh mursida (murah) boo'
cukup untuk eikeh makarena (makan).. soalnya eikeh lapangan bola (lapar) bo'..
eikeh mo nyenyong .. nyneyong lagu apa yaaaa...
hmm,. eikeh bingung nich... rikues dunk...
ehh,,, eikeh punya lagu bagus untuk yey2 pade..
setong duong tegongg.... (menghitung)
Kering sudah rasanya air mataku
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Terlalu banyak sudah yang tertumpah
Menangis meratapi buruk nasibku
Nasib buruk seorang tunawisma
Langit sebagai atap rumahku
Dan bumi sebagai lantainya
Hidupku menyusuri jalan
Sisa orang yang aku makan
Andes dan Amel terdiam melihat waria itu dan tertawa bersama..
goyangan pinggul Prastika membuat mereka geli..
wanita berjakun itu bernyanyi dengan semangat.. hingga pada bagian ketiaknya terlihat basah.
Pras: hah hah hah... udah cinnn... (sambil mengibaskan tangan ke rambutnya)
Amel: buset dah... neh sedotan tinja keteknya bau banget (dalam hati)
Pras: huft..ya ginilah cin.. hidup eikeh keras cin..
Andes: keras bagaimana?
Pras: tiap malam bokong eikeh di masukkan sesuatu yang keras bo'... hihihi
Andes: mksdnya?
Pras: pliss deh... yey masih kecil.. ntar yey tau ndiri..
Amel: berapa penghasilan ngamen dalam satu hari mas?
Pras: MAS!!??WHAT!!?? se feminim ini yey bilang eikeh mas??? (sambil berbedak)
Amel: eh... maaf.. mbak mksd saya..
Pras: hiks... cukup buat makan aja cin... ini aja baju eikeh blum ganti seminggu ini..
Amel: pantes mbak..
Pras: pantes apa cinnn?
Amel: pantes bau spitenk..
Pras: ikh.. bisa aja nih g string burem...
mereka tertawa bertiga..
tanpa sengaja mata Andes dan Amel saling bertatap..
Andes: senyummu bagus... gigi mu seperti vampir..
Amel: gingsul ini wooooeee... gingsul..
Andes: canda...
Amel: but... thanks atas pujiannya (tersipu malu)
Andes: setelah ini masih bisakah kita bertemu?
Amel: ntahlah... mulai besok aku akan pindah ke broadway.
Terlihat kekecewaan di wajah Andes..
Amel: setelah aku tamat sekolah.. aku akan kembali..
Andes: benarkah.. kamu berjanji (mengangkat jari kelingkingnya)
Amel: ya.. (mengkaitkan jari kelingkingnya ka kelingking andes)
Wandi: ohok ohok... cucungku.. ayo pu..uuu...ll.aaa.aang...
Fafa: uhuk.. iya cung.. be'eesoo...ook... kitaa'aa berangkaa..aa.at
Amel: iya oma..
maka Jessica Amel Bowncell pergi bersama sepasang jompo itu...
Andes menatap dari kejauhan...
baru kali ini dia merasa bangga di lahirkan..
masih ada orang yang menghargainya sebagai manusia selain orang tuanya...
Andes melangkah pulang dengan riang..
sesampai dirumah dia bercermin dan bersiul..
Vulkanisol dan Dienza menatap heran melihat tingkah anaknya...
Vul: ada dengan dia?
Dienza: ntahlah... coba kau tanya..
Vul: biar saja... jarang-jarang kita melihat anak kita bahagia.
Selama dua jam Andes terus berkaca..
memperbaiki rambutnya..
dan memperbaiki strutkur mukanya yang agak tempang...
tiga jam berlalu...
ANDES MASIH SAJA BERKACA!
berharap kulitnya jadi putih (NGIMPI....!)
hingga dia tertidur di depan cermin..
to be continued
wanita berjakun itu bernyanyi dengan semangat.. hingga pada bagian ketiaknya terlihat basah.
Pras: hah hah hah... udah cinnn... (sambil mengibaskan tangan ke rambutnya)
Amel: buset dah... neh sedotan tinja keteknya bau banget (dalam hati)
Pras: huft..ya ginilah cin.. hidup eikeh keras cin..
Andes: keras bagaimana?
Pras: tiap malam bokong eikeh di masukkan sesuatu yang keras bo'... hihihi
Andes: mksdnya?
Pras: pliss deh... yey masih kecil.. ntar yey tau ndiri..
Amel: berapa penghasilan ngamen dalam satu hari mas?
Pras: MAS!!??WHAT!!?? se feminim ini yey bilang eikeh mas??? (sambil berbedak)
Amel: eh... maaf.. mbak mksd saya..
Pras: hiks... cukup buat makan aja cin... ini aja baju eikeh blum ganti seminggu ini..
Amel: pantes mbak..
Pras: pantes apa cinnn?
Amel: pantes bau spitenk..
Pras: ikh.. bisa aja nih g string burem...
mereka tertawa bertiga..
tanpa sengaja mata Andes dan Amel saling bertatap..
Andes: senyummu bagus... gigi mu seperti vampir..
Amel: gingsul ini wooooeee... gingsul..
Andes: canda...
Amel: but... thanks atas pujiannya (tersipu malu)
Andes: setelah ini masih bisakah kita bertemu?
Amel: ntahlah... mulai besok aku akan pindah ke broadway.
Terlihat kekecewaan di wajah Andes..
Amel: setelah aku tamat sekolah.. aku akan kembali..
Andes: benarkah.. kamu berjanji (mengangkat jari kelingkingnya)
Amel: ya.. (mengkaitkan jari kelingkingnya ka kelingking andes)
Wandi: ohok ohok... cucungku.. ayo pu..uuu...ll.aaa.aang...
Fafa: uhuk.. iya cung.. be'eesoo...ook... kitaa'aa berangkaa..aa.at
Amel: iya oma..
maka Jessica Amel Bowncell pergi bersama sepasang jompo itu...
Andes menatap dari kejauhan...
baru kali ini dia merasa bangga di lahirkan..
masih ada orang yang menghargainya sebagai manusia selain orang tuanya...
Andes melangkah pulang dengan riang..
sesampai dirumah dia bercermin dan bersiul..
Vulkanisol dan Dienza menatap heran melihat tingkah anaknya...
Vul: ada dengan dia?
Dienza: ntahlah... coba kau tanya..
Vul: biar saja... jarang-jarang kita melihat anak kita bahagia.
Selama dua jam Andes terus berkaca..
memperbaiki rambutnya..
dan memperbaiki strutkur mukanya yang agak tempang...
tiga jam berlalu...
ANDES MASIH SAJA BERKACA!
berharap kulitnya jadi putih (NGIMPI....!)
hingga dia tertidur di depan cermin..
to be continued
=))huaaaaaaaakkakakakak
BalasHapusginsul ehhh ginsul bukan vamvire =))=)) bisa aje nih bulu ketek obama =))
BalasHapus