Sepasang mata dengan bulu yang lentik sebagai penghias indahnya, bibir
mungil merah merona menghias wajah tirusnya. Sapariyah, wanita cantik yang bekerja
dengan cara menjajakan diri di pinggiran jalan sebagai pelacur. Ia selalu berdandan dan mengenakan pakaian serba
minim untuk menarik perhatian para pelahap seks. Dikarenakan berwajah cantik,
tak dapat di pungkiri kalau setiap Sapariyah pulang membawa uang yang banyak.
Sapariyah memiliki seorang putra bernama Mardi, bersekolah di sebuah sekolah
kelas menengah keatas. Dari kecil mardi hidup serba kecukupan dikarenakan
penghasilan ibunya yang diatas rata-rata. Ibunya selalu dapat memberikan apa
yang Mardi inginkan, dari makanan maupun barang-barang.
Dikarenakan hidup ibunya yang jauh bertentangan dengan moral, Mardi
selalu mendapat penghinaan oleh teman-temannya dengan sebutan “anak pelacur”. Namun
ia tidak pernah menceritakan persoalan tersebut karena ia tidak ingin melukai
hati ibunya. Sesekali ia pernah melihat ibunya pulang dengan memar di wajahnya,
Mardi bisa menebak bahwa itu adalah bekas pukulan, namun ia tidak berani untuk
bertanya.
Sapariyah meninggal dikarenakan sebuah perkelahiannya dengan salah satu pelanggannya,
setelah masalah itu di bawa ke pengadilan, akhirnya si lelaki mendapat ganjaran
sesuai dengan perbuatannya. Mardi berusaha memperbaiki kehidupannya dengan
masuk pesantren, disana ia mendapatkan pelajaran-pelajaran tentang kehidupan,
sehingga ia bisa menilai mana yang benar dan mana yang salah. Ketika itu Mardi
merasakan goncangan jiwa yang sangat kuat, satu-satunya orang yang ia sayangi telah pergi meninggalkannya. Dia
tahu hidup ibunya bergelimpangan dosa dan dapat dipastikan neraka lah yang akan
di tempati ibunya.
Akhirnya Mardi masuk ke salah satu pesantren untuk memperbaiki
kehidupannya. Disana ia belajar banyak tentang kebaikan dan kebajikan, ia
merasa yakin akan masuk surga setelah meninggal nantinya. Mardi terus berpikir bagaimana
caranya ia menebus dosa-dosa ibunya yang berada di dalam neraka. Mardi merasa
tidak cukup hanya dengan berdoa saja, ia menemukan satu-satunya cara untuk
menemui ibunya, yaitu ia harus masuk neraka juga. Mardi memutuskan untuk berbuat jahat dengan
menjadi seorang pembunuh, sehingga ia tertangkap dan di vonis hukuman mati. Dalam
matinya ia tersenyum karna ia akan
bertemu dengan ibunya di neraka.
Akhirnya Mardi berada di sebuah neraka, dengan segera ia mencari ibunya
di setiap sudut neraka. Namun ia tidak menemukan sesosok yang telah melahirkan
ia di dunia. Sehingga ia bertemu dengan malaikat, Mardi segera bertanya kepada
beliau.
“Malaikat, apakah anda tau dimana gerangan ibu saya?”tanya Mardi.
“Siapa nama ibumu?” tanya malaikat.
“Sapariyah”jawab Mardi.
“oh, Sapariyah yang cantik dan seksi itu?”tanya malaikat lagi.
“betul sekali, itu ibu saya”kata
Mardi gembira.
“maaf, kau tidak akan pernah menemui ibumu disini”kata malaikat.
“kenapa bisa begitu?” tanya Mardi.
“karena dengan kecantikan dan keseksiannya, ibumu berhasil mengelabui
para malaikat penjaga, dan sekarang berada di surga”kata malaikat.
Mardi terdiam dan menyesal telah mempunyai pemikiran yang sempit, ilmu kebaikan
yang ia pelajari di pesantren tidak berguna. Akhirnya Mardi tetap berada di
neraka dengan berbagai siksaan tanpa bertemu dengan sang ibu.
calannnnnnnnn gw udah serius2 jadi bgonoh ceritanya wkwkwkwk bisa aje nih tumis kangkung =))
BalasHapus