[Introduce] Mentari bersinar terang.. memberikan panas yang membuat ikan pun gerah di dalam lautan..
Burung-burung pun enggan berterbangan, hanya hinggap di pepohonan demi mencari keteduhan..
para insan sibuk berlalu lalang berusaha mencari kebutuhan hidup..
bahu lusuh letih para gendong karung memapah kantong anyamannya mencari limbah-limbah manusia.
Cmonk Lee terkulai dengan lemas di dipan bambu rumahnya.
duduk mengangkang dengan celana pendek teletubies butut yang sudah tidak jelas warna aslinya..
tanpa mengenakan baju.. ia bersandar di dinding memamerkan tato tulisan di dadanya nya yang berbunyi "LoVe CherrY bELL"
"hadoooooh.. panas amat nih.. ampe berkuah selangkangan gue" seraya mengipas area perabotan genitnya.
hanya dengan satu kali gerakan membalikkan badan, keringat Cmonk bercucuran.
"terakhir kali dapet kerjaan hasilnya ga seberapa, tapi langsung abis buat biaya perobatan" tertunduk lesu.
suiiiit..siuuuutt.... [flash back]
setelah cmonk selesai dengan urusan ledengnya di rumah Puspa Aja, pria hitam ini melangkah keluar, dipintu depan ia telah di tunggu oleh pembantu rumah besar itu.
ia menerima amplop dari tangan perempuan itu.
ketika tangan mereka bersentuhan, seperti tersambar petir.
TIS!!
STOP!! kenapa bunyinya seperti itu?.. [pembaca]
oh maaf.. [narator]
Duar!!
mata mereka bertatapan...
melalui sentuhan tangan...
getaran-getaran tersalurkan..
jantung berdegup kencang..
keringat bercucuran..
Cmonk merasakan kakinya bergetar hebat. membuat ia tak sanggup melangkah..
[secara refleks Cmonk mengeluarkan puisi anehnya]
"wajahmu bagaikan pipa ledeng yang tak tersumbat.. mengalir deras kedalam ember cintaku" dengan wajah memelas.
[tak kalah aneh Puspa membalas]
"tatapan matamu menyapu lantai asmaraku.. memberikan harapan terhadap kemoceng-kemoceng ku" merona merah di pipi bantetnya.
(dasar pembantu! hehe.. piss puss)
Getaran di kaki Cmonk terasa lebih bergetar.. ia merasakan air hangat mengalir dibetisnya.
"kenapa aku berkeringat berhadapan dengan wanita ini" dalam hati ia berkata.
aliran air hangat itu semakin deras membanjiri kakinya. Cmonk sudah merasa tidak tahan, ia pun menoleh kebawah dan menjerit.
AAAAAAAAAAAAAAHHH!!!! suara itu terdengar jelas di sekeliling komplek.
"aduhhhh..Vulkaaaa... kenapa di gigit tukang ledengnya.." perempuan itu menarik vulka ke dalam rumah.
Cmonk berlari menjerit keluar pagar dan menghidupkan motor bututnya. ia masih terus menjerit kesakitan.
setelah memasukkan persneling.. ia menyempatkan diri menoleh ke arah Puspa dan mengerlingkan matanya.
ia meraba kebelakang pantatnya dan mengeluarkan senjata andalan, sisir
yang jarang-jarang karna patah akibat sering menyisir kawat (lirik
rambutnya).
dan tak lupa meng kiss bye Puspa dari jauh dengan gaya yang aneh.
setelah itu tanpa ba-bi-bu ia cabut dari tempat itu.
[forward] suiiit...siuuut..
Hingga akhirnya pria lajang itu terduduk lemas dengan kaki nya yang di perban.
"apeeees...apess.." sambil memperbaiki perban.
tak lama lewat beberapa anak kecil di depannya. mereka berhenti dan melihat cmonk.
"lihat apa!" hardik Cmonk.
"lagi ngapain bang?"tanya salah satu dari mereka.
"kaga liat gue lagi santai ape?" matanya mendelik.
"kirain.."jawabnya
"kirain apa?!" tanya cmonk.
"kirain lagi berjemur bang" sambil menggaruk dagu.
"kenapa gitu?" tanya cmonk lagi.
"habis muka abang kek jemuran hahaha..."sambil berlari menjauh.
"LO KATE MUKA GUE KEK SELIMUT LECEK" Cmonk berteriak ke arah sekumpulan anak kecil yang tertawa.
"MIRIP BANG!!" terdengar dari kejauhan.
"sialan! huh!" ia mengambil cermin dan berkaca.
[loh! ternyata ni orang percaya omongan tuh anak kecil]
"sepertinya aku pulang kampung aja deh.. membantu emak menggarap sawah" batinnya berkata.
lamunan itu membawa Cmonk terbaring, ia menopang kepala dengan kedua
tangannya.. menatap langit-langit dipan dan membawanya terlelap.
to be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar