Homepage Isi Blog Contact Me

Selasa, 12 Juni 2012

Why Black (Part I)

Musim semi di sebuah negri kecil di pesisir pantai Florida
terdapat lah sebuah gubuk kecil di ujung pesisir pantai.
tinggallah sepasang suami istri dan seorang anak tunggal yang masih berumur 1 tahun.
si anak bernama Jaya Andes "storm" Goldsbeck dengan panggilan Andes
lahir dari rahim seorang ibu yang bernama Dienza Godsbeck kebangsaan austria dan ayah yang bernama Vulkanisol Goldbeck kebangsaan angola dan hanya bekerja sebagai penjaga mercusuar.

Andes lahir pada 11 januari 1983 disaat badai menerjang.


-10 Januari 1983-

Ketika itu Vulkanisol sedang berada di mercusuar.
angin bertiup kencang, Vulkanisol sudah menyadari bahwa akan datangnya badai.
namun dia tetap menjalankan tugasnya meskipun istrinya sedang hamil tua.

badai semakin garang. membuat gelombang laut semakin tinggi..
pohon-pohon pesisir pun bergerak secara bersamaan mengikuti arah badai, seakan membungkuk memberi hormat kepada Pencipta yang sedang marah.
Vulkanisol begitu panik, dia teringat istrinya, namun sudah kewajibannya untuk menjaga menara.
ketinggian air laut mencapai 2 meter, getaran-getaran angin dan ombak yang menghantam mercusuar pun sudah mulai terasa..
tiba-tiba kaca sudah tak mampu menahan hantaman angin.
PRANG!! kaca itu pecah... dan pecahan itu mengenai tepat di tepi bibirnya..
dia merintih kesakitan, tanpa di sadari posisi berdirinya tidak sempurna dia pun terjatuh kebawah tangga 
dan pingsan.
selama lima menit dia tak sadarkan diri.
akhirnya vulkanisol terbangun oleh genangan air yang mengenai wajahnya yang berdarah.

dia tersadar dan teringat istrinya..
maka ia berlari keluar menara,
dia pun tertegun ...
melihat gubuk satu-satunya hancur porak poranda..
dia pun berlari menangis dan menjerit..
ISTRIKUU...! dimana kau..
dia mengamuk di tengah badai..
MANA KAU ISTRIKU...!
dia terus menjerit....

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Matahari tersenyum riang menyembul dari ufuk timur.
angin bertiup sepoi-sepoi diatas lautan yang biru..
ombak bergulung kecil berkejaran diatas pasir pantai yang berwana putih..
kicauan burung bernyanyi melantunkan melodi bak paduan suara diiringi angin yang mengiringi.. layaknya sebuah simfoni orkestra..
hmm.. alangkah indah pagi itu..

Namun di ujung pesisir pantai..
terduduk lemah vulkanisol yang meratapi kehidupannya di depan rumah yang sudah menjadi tumpukan kayu tak berarti.
i...s..tr..ii..i..ku..u " suaranya tlah parau

Tiba-tiba ia mendengar sesuatu...
oek..oeeeek.....
dia mencari sumber suara tersebut..
suara itu terdengar di balik lereng..
dia berlari menuju lereng tersebut..
dan ia melihat Dienza yang mengalami pendarahan dan bayi kecil hitam di pelukannya..

ISTRIKU." Vulkanisol menjerit
dia memegang bahu istrinya yang tak sadarkan diriku..
Istriku sadarlah...
dia melihat anaknya masih menangis kencang..
suara yang lantang seperti badai semalam..

Dienza membuka mata secara perlahan..
ss..u..a..aam..miku"suaranya terdengar lirih.
jangan bergerak.. aku akan memanggil dokter"suara vulka terdengar panik.
bi..bb.iir..mu kena..apa..? "kata Dienza
Jangan pikirkan"bantah Vulkanisol.
dia pun membuka bajunya dan membungkus Andes.
dan ia berlari menuju desa untuk mencari seorang dokter.


Dienza tertegun melihat anaknya yang masih menangis.
kau kuat nak..lahir disaat badai.. ibu yakin kau akan tumbuh menjadi orang yang berguna"Dienza berkata pelan
Andes terus menangis, entah dia menyesal lahir disaat bencana alam atau pun dia bangga bisa lahir di antara angin-angin garang.

Tak lama setelah itu Vulkanisol datang bersama seorang tabib.
tabib itu sangat terkenal dengan teknik pengobatan tradisionalnya.
nama tabib itu Aldy Sola Gracia Mustafa.
Dr.Aldy: alangkah baiknya ana feriksa dulu istri ente.
Vulkanisol: baik dokter.
setelah memeriksa dia pun meramu obat dan membantu Dienza meminumnya.
Dr.Aldy:Istri ente sudah mengeluarkan darah yang terlalu banyak.
Vulkanisol: s..ssa..i..aa harus berbuat apa dok.
Dr.Aldy: alangkah baiknya kalo istri ente di bawa ke klinik fengobatan ana untuk ferawatan intensif.
Vulkanisol: tapi saia sudah tidak mempunyai uang sepeserpun dok" vulka terperanjat
Dr.Aldy: hmm.. tak afa.. tak afa.. masalah fulus bisa di bayar kapanpun.. yang fenting istri ente harus dirawat.
Vulkanisol: baiklah" Vulkanisol pun tersenyum lega
Vulkanisol: anak saya bagaimana dok?
Dr.Aldy: anak ente baik-baik saja..dia sehat

Dienza terbangun dari tidur lelapnya.
dia melihat dinding-dinding putih mengelilinginya..
terasa ada sebuah genggaman hangat di tangannya..dia melihat suaminya sedang tertidur.
dia mencoba menggerakkan badannya.
Vulkanisol terbangun oleh gerakan-gerakan itu,
Vulkanisol: kau sudah bangun" Vulkanisol tersenyum.
Dienza: wajahmu kenapa?
Vulkanisol: terkena pecahan kaca menara.
Dienza: sakitkah?
Vulkanisol: sudah tidak sakit..

wajah vulka, tepatnya pada bagian bibir terlihat cacat, karna jahitan yang kurang sempurna, membuat bibirnya tebal dan kendur.

Dienza: iya .. mana anak kita Vul..
Vulkanisol: itu.. dia sedang tertidur di kasur ayunannya.
Dienza tersenyum..
Dienza: anak kita laki-laki Vul.. pasti dia menjadi kebangaan kita kelak.
Dienza: aku ingn anak kita bernama Andes yang berarti Angin Desa.. karn dia lahir di saat badai
Vulkanisol: nama yang bagus..Jaya Andes "storm" Goldsbeck.
Dienza: tak sabar aku menunggu dia besar.
Vulkanisol: iya sayang.. tapi kenapa dia berkulit hitam,,, tak sama seperti kita.
Dienza: itu adalah sebuah anugerah dari Pencipta.. pasti ada hikmah di balik ini suamiku.
Vulkanisol: iya sayang..

Pintu kamar rawat inap terbuka.
masuklah seorang perawat cantik dengan memakai rok mini.
Vulkanisol terperanjat meihat kemulusan kaki perawat tersebut..
namun ia dengan cepat membuang muka karna takut dosa.

perkenalkan.. nama saya Anindia perawat anda miss Dienza"kata perawat itu.

Dienza: terimakasih banyak nin..
Anindia: it's ok miss.. bisa Mr keluar sebentar.. karna saya harus memeriksa istri anda.
Vulkanisol: oh.. silahkan.. saya jg harus mengerjakan sesuatu.
Dienza: mengerjakan apa suamiku?
Vulkanisol: nanti kau akan tau "sambil tersenyum
Vulkanisol pun berjalan keluar.. dia menoleh ke kasur ayunan.. dan mendekati..
dia pun memberikan kecupan hangat di dahi anak tercintanya.. dan berlalu pergi.

Anindia: anda beruntung mempunyai suami yang begitu mencintai anda miss.
Dienza: akupun mencintai dia melebihi apapun nin.
Anindia: hmm... udah di minum obatnya sis?
Dienza: udah nin..
Anindia memeriksa tensi darah Dienza.
Anindia: ok.. istirahat yang cukup dulu ya miss.. nanti saya akan kembali lagi
Dienza: terimakasih banyak nin"terharu
Anindia: it's ok miss..

Pagi itu..
Dienza terbangun oleh tangisan Andes yang sangat keras..
ia mencoba bangkit dari tidurnya meskipun kondisi tubuhnya masih belum stabil.
dia melangkah ke ayunan anaknya.
melihat anaknya Dienza tersenyum.. dan berkata dalam hati..
"kau akan menjadi kebanggaanku kelak."
Dienza bingung karna tangisan andes tak kunjung reda.

PIntu terbuka, dokter Aldy Sola Gracia Mustafa masuk kedalam ruang pasien.
Dr.Aldy: ana fikir anak ente haus.. dia butuh ASI dari seorang ibu.
Dienza: ah.. saya tak tau dok.. saya baru pertama melahirkan.
Dr.Aldy: tak afa.. berilah dia susu.. sufaya dia sehat.
Dienza: baik dok
Dienza mengangkat andes kedalam pelukannya dan menyusuinya.
Dokter Aldy pun berlalu.

tak lama datanglah Vulkanisol..
Vulkanisol: bagaiaman keadaanmu sayang?
Dienza: sehat.. liat anak kita melahap ASI dengan semangat
vulkanisol tersenyum..
Vulkanisol: baiklah.. aku harus pergi dulu ya..
Dienza: loh.. kemana? dalam seminggu ini kau selalu pergi
Vulkanisol: tak apa.. ada sesuatu yang harus aku kerjakan..
Dienza: ya sudah.. Jangan macam-macam ya..
Vulkanisol: tenang sayang.. tak ada satupun mahluk hawa yang membuatku berpaling darimu.
Dienza tersenyum bahagia melihat suaminya berkata seperti itu.

ketika Vulkanisol keluar dari kamar pasien.
tak sengaja dia berpapasan dengan dokter Aldy Sola Gracia Mustafa
Vulkanisol: selamat pagi dok..
Dr.Aldy: selamat fagi vul. afa kabar?
Vulkanisol: baik dok
Dr.Aldy: mantaf...
Vulkanisol: saya belum bisa menyelesaikan biaya pengobatan ini dok..saya belum mendapat pekerjaan.. karna menara sedang dalam perbaikan.
Dr.Aldy: tak afa..tak afa.. yang fenting istri anda selamat dulu.. masalah fembayaran bisa di cicil.
Vulkanisol: makasih dok.. saya permisi dulu.
Dr.Aldy: silahkan..

Satu bulan berlalu..
Dienza sudah diperbolehkan untuk keluar dari klinik pengobatan
dia terlihat sehat..
Vulkanisol pun telah menyelesaikan biaya pengobatan dari pinjaman oleh seorang tengkulak di pasar ikan.
dia pun berpamitan kepada dokter.
Vulkanisol: saya tak dapat berkata apa-apa dok.. untuk mengucapkan terimakasih pun saya rasa belum cukup untuk membalas kebaikan dokter
Dr.Aldy: tak afa.. tak afa... sudah menjadi kewajiban ana membantu sesama.
Dienza: makasih dok.. makasih nin
Anindia: it's ok miss..

maka sepasang suami istri itu berjalan.
Dienza: kemana kita sayang?
Vulkanisol: pulang.
Dienza: bukankah rumah kita telah porak poranda diterjang badai.
Vulkanisol: kita liat saja.

sesampai di pesisir pantai..
Dienza melihat sebuah gubuk yang indah..
dengan dinding dan lantai dari rotan.
atap dari daun nyiur membuat gubuk itu menjadi bernilai estetik
Dienza: apan kau membangunnya?
Vulkanisol: sewaktu kau sakit sayang.
Dienza: tak ada yang lebih membanggakan dari empunyai suami seperti kau
Vulkanisol tersenyum dan berkata...
"Yuk .. Pulang...

to be continued....





3 komentar:

  1. ahhhh ngk sabar nunggu kelanjutannya.......................

    BalasHapus
  2. akh kurang azar ni bangke =))=)) ngangkang amb baconyo...=)) ishh lah..kebayang andes nyusu sama eike...duh gustiiiiiiiiiiiiiii =))=))

    BalasHapus