Homepage Isi Blog Contact Me

Kamis, 14 Juni 2012

Why Black (part II)

Dalam tujuh tahun Andes tumbuh menjadi seorang anak yang lincah
berlari,guling-guling,duduk,gigit kursi (loh?.. emangnya guguk)

meskipun hidup dalam serba kekurangan
Dienza tdan Vulkanisol tidak pernah mengeluh untuk membesarkan Andes.
tak kurang kebahagiaan sedikitpun untuk anak semata wayangnya itu.

siang itu matahari bersinar terik.
burung pelikan terbang bergerombolan diatas permukaan laut
siap menukik tajam untuk menyambar setiap ikan yang muncul.
Vulkanisol berjalan pelan menuju rumahnya.



Vulkanisol: aku pulang!
Dienza: selamat datang.. bagaimana menara
Vulkanisol: aman.. tadi aku lihat banyak kapal turis lewat.. sepertinya pantai ini akan ramai pengunjung.
Dienza: oh begitu..
Vulkanisol: Adakah sesuatu yang bisa ku makan.
Dienza tertunduk lesu dan menjawab pelan.
Dienza: tak ada suamiku.. semua sudah habis
Vulkanisol: tak apa.. aku belum lapar koq"kata vulkanisol agar istri tercintanya tak khawatir
Dienza: aku akan kepasar.. untuk berhutang bahan-bahan makanan
Vulkanisol: baiklah .. mana anak kita
Dienza: dia tertidur sejak tadi,, dia tidak menangis meskipun kelaparan.

Dienza berbenah diri, setelah memakai sepasang sepatu bututnya yang dari jerami, maka ia berlalu pergi menuju pasar induk.

Anak-anak kecil yang kumal berlari tanpa mengenakan alas kaki.
pengemis yang memasang wajah iba agar di kasihani.
bunyian pisau daging saat memotong, membuat ritme irama yang saling bersahutan.
beban yang di panggul kuli angkut yang tak seimbang dengan postur tubuhnya.
setiap tetesan keringat kuli itu membuat yang melihatnya bisa merasakan kejamnya hidup dalam kemiskinan.

di salah satu sudut.. seorang pemuda di keroyok beberapa orang karna telah mencuri.
meskipun berdarah dan memar di wajahnya.
pencuri itu berciri berbadan gempal dengan postur tubuh yang tinggi.
mata sipit dan berkulit putih.
maaf.. saya belum makan.. saya hanya lapar"kata pemuda itu
siapa kau! dan dimana tinggal kau ?? "salah satu pemuda itu membentak
nama saya Seude Fadli.. saya tinggal di gang ujung jalan goldstreet

pemuda: kenapa kau harus mencuri.. bukan kah kau bisa bekerja
Fadli: saya lapar..
banyak alasan kau ..
PLAK! mendarat satu pukulan di wajah fafad,, membuatnya meringis kesakitan
Fadli: maafkan saya
keroyok dia !!
maka beberapa pemuda memukul dan menerjang fafad..
HEI BERHENTI!!
Pemuda: maaf opsir Radie Danzo.. dia mencuri,.. kita harus beri pelajaran dia
Op.radie: tidak usah main hakim sendiri.. biar kepolisian yang menanganinya!
Pemuda: baik opsir..
Op.radie: ikut saya ke kantor sekarang"dengan mmenarik kerah baju fafad secara paksa.

Dienza merenung setelah melihatnya.
betapa masih beruntung dia..
mempunyai cinta dan kasih sayang di dalam keluarga kecilnya.
hidup dalam kemiskinan yang masih ada kebahagiaan di dalamnya.

sampailah ia di depan sebuah kedai makanan pokok.
Dienza sudah mengenal si pemilik toko. dia adalah Zahara. wanita cantik yang dermawan.

Dienza: dapatkah aku berhutang hari ini ra?
Zahara: apa yang kau inginkan hari ini za?
Dienza: aku membutuhkan sedikit beras dan ubi untuk keluargaku.

menitik air mata Zahara mendengar Dienza berkata seperti itu.
dalam hati ia berkata..
tak semua orang hidup dengan berkecukupan.
masih punya kedai yang menunjang hidupnya"

Dienza: bisakah ra?
Zahara: bisa.. berapa banyak yang kau butuhkan ?
Dienza: secukupnya saja.. buat makan bertiga.
Zahara: ambillah berapa banyak yang kau perlukan za..

Dienza  mengambil beras secukupnya dan tiga buah ubi untuk lauk makannya nanti.

Zahara: cukupkah?
Dienza: ini lebih dari cukup"sambil tersenyum
Zahara: bawalah.. bayarlah bila kau mempunyai uang yang lebih..
Dienza: dengan apa aku harus membalas kebaikanmu ra?
Zahara: sudahlah.. suami dan anakmu pasti sudah kepalaran.

Dienza pun berlalu pergi.
di tengah perjalanan dia melihat para-para turis berdatangan untuk berlibur di pantai
tak sengaja ada seorang pemuda berlari di belakang dia tanpa melihat.
DUGH..!
pemuda itu menabrak bahu Dienza, bahan makanan yang ia bawa jatuh ke tanah.
pemuda itu terjerembab, dengan cepat ia bangun dan melarikan diri.
ubi dan beras yang baru saja di hutanginya di injak oleh pengunjung-pengunjung pulau.
Dienza termangu.
mengalir setitik air di pipinya,
kenapa..sedikit makanan yang kudapat harus jatuh dan di injak-injak..
apakah aku hidup penuh dengan dosa... hingga aku harus mendapat cobaan yang begitu berat seperti ini.."Dienza merenung
Dienza membungkuk dan mencoba untuk mengumpulkan baran bawaannya yang etlah jatuh..
tiga buah ubi itu sudah hancur tak berbentuk.. tak bisa dipergunakan lagi.
hanya segenggam beras dapat terselamatkan..
dalam hati ia berkata..
setidaknya anakku masih bisa makan dengan nasi" Dienza terharu.
ia memasukkan beras tersebut kedalam kantong celemek di depan perutnya dan berjalan pulang.

ketika sampai dirumah..
Dienza: aku pulang..
Vulkanisol: selamat datang sayang.. perutku sudah tak sabar untuk memakan masakanmu..

Dienza menangis, Vulkanisol terperanjat dan langsung memeluk istri tercintanya.
Vulkanisol: ada apa gerangan?
Dienza: tadi aku sudah mendapatkan bahan makanan yang bisa kita makan bertiga. tapi diperjalanan ada seorang pemuda menabrakku dan semuanya jatuh.. hanya segini yang bisa ku selamatkan" seraya menunjukkan beras yang hanya segenggam.
Vulkanisol: tak apa sayang... aku belum lapar koq.
Dienza menangis sedih.. dia tau bahwa suaminya kelaparan..

Andes: ibu.. aku lapar..
Dienza: iya nak.. ibu masak dulu ya
Andes: iya bu..

setelah selesai memasak.. beras itu hanya bisa dimakan oleh satu orang.
ia memberikan nasi itu kepada anaknya.
Dienza: nak.. maafkan ibu.. besok ibu akan memberikan kamu makanan yang lebih layak.
Andes: tak apa bu.. ini lebih dari cukup."sambil mengunyah nasi yang tidak ada lauknya.
Dienza: kelak kau harus menjadi orang yang berhasil ya.. rajin-rajinlah belajar nak
Andes: akan kucoba.. tapi apa aku bisa bersekolah bu.. bukan kah kita tak punya uang yang cukup?
Dienza: di desa ada sekolah rakyat yang tak di pungut biaya..
Andes: daftarkan aku bu.. aku akan bersekolah..
Dienza tersenyum dan membelai rambut Andes.
Andes: ini bu.. aku sudah kenyang."memberikan sisa nasi yang sengaja di makannya setengah.
Dienza: makanlah nak.. ibu tidak lapar.
Andes: ibu jangan bohong.. aku tau ibu tak makan sedikitpun dari pagi.. aku benar-benar sudah kenyang..
Dienza: kamu mau makan sayang?"seru dienza memanggil Vulkanisol
Vulkanisol: aku tidak lapar"sambil tersenyum.

Dienza memakan nasi itu..
betapa menyesal dia atas kejadian di pasar tadi.
apa yang di harapkan tak selalu sesuai dengan kenyataan.
jangan sesali, tapi sikapilah.. pelajarilah....
bahwa proses kehidupan itu tak mudah..
kaya dan miskin itu hanya sebuah hasil dari apa yang kita perbuat.






5 komentar:

  1. malangnya nasip andes ...... sabar ya nak nanti om beliin buger tapi jngn ajak yang buat cerita nanti makananya di abisin apa lagi denger burger =))

    BalasHapus
  2. nah nongol.. minta jadi artis keknya nih..

    BalasHapus
  3. giliran dia aja perannya bagus2.. berak

    BalasHapus
  4. huakakakakakakkakakk
    om radie kere atip

    BalasHapus