Homepage Isi Blog Contact Me

Jumat, 22 Juni 2012

Why Black (part IV)

Teng... teng... teng....
Akhirnya lonceng tanda pulang berbunyi. Para murid pun bersuka cita,
sambil mengemas alat belajar, mereka bersiap-siap pulang.

Puspa: Ok anak-anak, halaman 15, itu PR kalian..
semua murid: BAIK BUU...!
Puspa: nah selamat jalan.. hati-hati pulangnya..

Semua murid tlah bubar dari dalam kelas..
Andes pun berjalan gontai keluar, di depan pintu tlah menunggu Wendi.


Wendi: hei bro.. udah siap?
Andes: kita mau kemana sebenarnya wen?
Wendi: banyak cerita lo.. ayo ikut.

Wendi dan Andes berjalan menuju pusat desa Pelangi. Desa Pelangi sedang merayakan pesta panen yang mereka sebut hari Surpan (Surga Panen).
Para penduduk bersuka ria di acara tersebut. Beberapa tong anggur dikeluarkan, membuat beberapa penduduk menjadi mabuk.

Wendi: lo tunggu disini
Andes: mau kemana Wen?
Wendi: gue ada perlu bentar.
Andes: baiklah..

dia pun duduk di sebuah akar pohon, melihat keramaian dari kejauhan.
sebuah pemandangan yang belum pernah di lihatnya.
biasanya dia diam dirumah sambil membantu ayahnya di menara mercusuar.

Hei anak muda.hik... kenapa kau termenung.. ayo kita pesta..hik.. heah ahahaha...!

Terdengar suara seorang paruh baya dari belakang, Andes menoleh, ia melihat dua orang yang berjalan sempoyongan ke arahnya, yang satu membawa sebuah gitar, dan yang satu lagi memegang botol minuman. mereka di kenal sebagai Tom Bocor "Sipemabuk" brewok, kurus, dan Dika Bolu "SiRakus" berbadan gempal dengan mulut penuh dengan makanan.

Tom:  eh ubur-ubur.. hik..ngapain sendirian disni.. hak hak hak..
Dika:  keh keh keh... mo nyopet keknya dia tom..
Tom:  hak hak hak... ne orang kalo nyopet malam-malam keknya ga ketahuan nih Dik..
Dika:  napa gitu Tom ?
Tom:  loe kaga lihat tuh muka gosong..hik.. mana keliatan mukanya kalo malam-malam.. hak hak hak..
Dika:  keh keh keh.. lucu jg nih kendi warteg..

Andes gemetar melihat kedua pria pemabuk ini..tak terasa mengalir air mata di pipinya.
ia melirik kanan kiri mencari Wendi, tapi tak ada.
Tom dan Dika semakin mendekat..
Tom : hak hak hak... blom di apa-apain dah ngucur aja nih..hik.. CENGENG! hak hak.. hik
Dika: gue biasa makan orang tiga nih...(memasang tampang sangar, meskipun sebenarnya muka dia kek bakpao..ga ada serem-seremnya)
Tom: trus hari ini loe dah makan berapa orang?
Dika: baru dua neh.. hak hak

Terasa cairan hangat mengalir di kedua belah pahanya, ternyata Andes buang air kecil di celana karna ketakutannya.

Dika: keh keh keh... dia ngompol tom..
Tom: hak hak.. udah jangan takut loe.. sini ikut kami..
Andes: kemana om..
Tom: ikut aja.

Andes begitu menyesal mengikuti ajakan Wendi, hari ini begitu banyak hal-hal yang tak terduga.
alangkah baiknya kalau ia langsung pulang, dia takut orang tuanya mengkhawatirkan dirinya.

Malam itu hari begitu cerah..
Bintang-bintang bertebaran seolah mengikuti keramaian penduduk desa.
Bulan pun bersemangat menyinari.
Burung-burung pun enggan berkicau, karna suara gaduh pesta terlalu riuh.
Api unggun menghangatkan suasana desa yang dingin.

Mereka berjalan menuju keramaia  para penduduk yang masih bersuka ria di Hari Surpan.
hingga mereka tiba di sebuah bar yang bernama MELEBER.

Bar itu sungguh kumuh, cuma para preman yang masuk kedalam nya.
dindingnya terbuat dari papan dan lantai yang jebol di beberapa tempat.

mereka memasuki bar itu dan duduk di sebuah meja di sudut dekat jendela.

Andes hanya terdiam duduk, bingung dan cemas.
Tiba-tiba datang seorang wanita bertubuh besar dengan pakaian yang sangat ketat.
terlihat beberapa lipatan-lipatan lemak di balik pakaian itu.
Saking ketatnya lipatan-lipatan itu seakan mau melimpah.
di bawahnya dia mengenakan rok mini, mempertontonkan sebuah kaki yang seperti pohon kelapa tanpa ada lekukan antara paha dan betis, semua sama besarnya.
dia berjalan santai ke arah meja mereka dengan mengenakan sepatu hak tinggi.
setiap langkah membuat tubuh nya bergetar seperti agar-agar.
dia adalah si pemilik bar yang bernama Norma Bebeck.

Nor: eh.. lu lu pade mo ngapain dimari heh!
Tom: Minum-minum donk masa nyangkul.. ini kan bar..
Nor: bener juga ya.. (angguk-angguk bego)
Dika: seperti biasa ya Nor.
Nor: bayar kan? sekarang ga bisa hutang lagi,, hutang mu minggu lalu belum di bayar..
Dika: ya elahh nor... ntar juga di bayar..
Tom : iya nih muntahan lemak pelit amat dah..
Nor: ya udah.. tunggu..
Nor: eh.. ini siapa? (sambil menunjuk andes)
Tom: tau dah.. nemu di jalan..

Norma berlalu pergi menuju meja bartender untuk mengambil pesanan dari Tom dan Dika.
tak lama setelah itu, Norma datang lagi membawa lima buah botol minuman,
Dua di genggam, dua lagi di selip di ketiak, dan satu lagi di selipkan di leher.
Andes terkejut dan berkata dalam hati.
ya ampun.. itu leher sama dengan ketiaknya.. bisa jepit botol..
Nor: apa lu liat-liat (membelalak kan matanya ke Andes)

Andes terkejut dan langsung memalingkan wajahnya.
sedikit lagi aku bisa di telannya bulat-bulat" seru andes dalam hati.

Tom: ini satu botol buat loe..
Andes: ini apa om..
Tom: rasa lapar loe akan hilang setelah meminum itu

Andes: benarkah !!
Dengan segera andes menenggak minuman itu, namun ia tersedak dan tebatuk-batuk
Andes: apa ini om? koq pahit!
Tom: hak hak hak... pertama memang seperti itu.. ntar loe akan terbiasa.

satu kali, dua kali hingga beberapa kali akhirnya Andes menenggak habis minumannya.
rasanya dia sudah bisa melepaskan segala beban pikiran.
dia merasakan kalo bumi rasanya berputar. dan membuat matanya terasa berat dan dia tertidur.

To be continued



1 komentar: