Homepage Isi Blog Contact Me

Jumat, 05 Oktober 2012

Resensi Film Quimera (Chimera)



QUIMERA (CHIMERA)



Pria itu bernama Borges, seorang kolektor barang-barang antik. Dengan kaca pembesar ia tengah memeriksa sebuah benda, di benda itu tertera tulisan Quimera. Tiba-iba ia didatangi oleh seorang wanita tua yang membawa sebuah benda yang dibungkus kain tua berwarna hijau. Wanita itu memberikan bungkusan itu kepada Borges dan berkata “berikan aku berapa saja untuk ini”. Borges memberikan beberapa keping uang kedalam genggaman wanita tua itu.

Setelah menerima kepingan uang, wanita tua mengatakan sesuatu yang aneh dan berlalu pergi. Borges penasaran dan membuka bungkusan, ia mendapatkan sebuah pisau tua yang berwarna coklat karena berkarat. Ia mencoba mengiris telapak tangannya dengan pisau tersebut, dia tidak menyangka kalau pisau tersebut ternyata tajam, tangannya berdarah. Tiba-tiba ia teringat kata-kata wanita tua tadi, ia segera membungkus pisau itu dan pergi keluar.

Diluar turun hujan lebat, Borges melihat seorang wanita di perkosa oleh beberapa pria. Karena ia berniat menolong wanita itu, Borges menikam salah satu dari pria itu dengan pisau yang ia dapatkan dari wanita tua tadi. Tikaman itu telak mengenai leher pria itu, Borges terkejut dengan keberaniannya sendiri dan ia langsung berlari ketakutan.

Ia terus berlari didalam hujan, ia dikejar oleh dua orang pria lainnya. setelah ia merasa telah jauh dari dua pengejarnya, ia segera memasuki sebuah saluran pembuangan jalan dan bersembunyi.

Diadalam sebuah penjara terdiam dua orang lelaki, seorang pria gendut yang tengah sibuk memetikkan gitar tuanya, pria itu mempunyai sebuah bekas goresan benda tajam di pipinya. sedangkan lelaki satu lagi itu ialah Borges yang menceritakan kisah hidupnya disebuah penjara dengan mesin ketiknya,. 

Setelah merasa letih, Borges tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat seorang wanita sedang bercerita dengan seorang pria berambut panjang, wanita itu menggenggam tangan lelaki itu. Ia memperhatikan wanita itu dengan seksama, ia mengenali wajah itu. Wajah seorang wanita yang diperkosa oleh beberapa pemuda yang salah satunya ia tikam.

Ia merasa perlu beristirahat untuk kematiannya. Ia dibangunkan oleh seorang petugas penjara yang mengatakan bahwa eksekusinya hanya tinggal lima menit.

Ia dibawa oleh sang eksekutor ketanah lapang, pria itu menggemggam sebuah pistol dibelakang Borges. Borges berlutut membelakangi pria itu, dan pria itu mengarahkan pistol kebelakang kepala Borges. Si pengeksekusi menanyakan permintaan terakhir Borges. Borges berkata “menghentikan waktu untuk menyelesaikan ceritaku”. Ia menutup matanya dengan rasa takut akan kematian. Namun bunyi letusan pistol tak terdengar, ia membuka matanya dan menoleh kebelakang. Sang eksekutor terdiam dengan menggenggam sebuah pistol yang mengarah kepadanya. 

Borges tidak menyangka ternyata permintaan terakhirnya terkabul. Ia segera berlari ke penjara dan melanjutkan ceritanya. 

Borges merasa sangat letih, ia berjalan kesebuah lorong dan mengambil beberapa potongan kardus untuk menjadi alas tidurnya. Ia kembali ke mimpi dimana ia melihat wanita yang diperkosa sedang bercerita dengan seorang pria berambut panjang. Namun, yang ia lihat pria itu bukan dengan  seorang wanita. Melainkan dengan seorang pria berbadan besar yang ia bunuh. Borges terkejut dan mencoba mendengar pembicaraan mereka, namun ia tak bisa mendengarkan apa-apa. Tak lama setelah itu, pria berbadan besar itu pergi.

Borges mendekati pria berambut panjang dan duduk dihadapannya. Pria itu mengaku bernama Jesus dan berkata kepada Borges “kematian bisa datang kapan saja kepada siapapun”. Setelah sedikit pembicaraannya, Borges meninggalkan Jesus .

Ia bejalan kesebuah lorong yang sama dimana ia tertidur, Borges diikuti oleh seseorang, Ia menoleh dan melihat seorang pria berbadan besar. Ia mengenali bahwa pria itu adalah orang yang ia tikam waktu itu. Pria berbadan besar itu menggenggam sebuah pisau yang sama dengan pisau yang ia gunakan untuk menikam leher pria itu. Borges berlutut dan mengangkat tangannya memberikan isyarat menyerah. Pria itu mendekati Borges dan menikamkan pisau itu kedada Borges. Pria itu pergi meninggalkan Borges yang kesakitan.

Dalam sakitnya ia melihat seorang pria berjalan mendekatinya mengambil pisau itu dan berlalu pergi. Borges merasa yakin kalau itu adalah Jesus.

Letusan pistol terdengar dan sebuah peluru bersarang dipunggung Borges. Borges terjatuh kedepan dan tewas seketika.
The End


Tidak ada komentar:

Posting Komentar