Homepage Isi Blog Contact Me

Selasa, 28 Mei 2013

Morran 2



MORRAN


Mereka terus berlari tanpa menoleh kebelakang.Tersirat ketakutan yang amat sangat dari wajah kedua anak itu. Mahluk itu masih membayangi setiap langkah, raungannya terdengar jelas di heningnya hutan.

"Cepat! jangan berhenti, ia akan menerkam apabila kau menghentikan lari walaupun hanya sebentar"seru salah seorang dari mereka.

"Aku sudah tidak sanggup berlari lagi, nafasku sangat sesak"pemuda satu lagi terengah-engah.

"didepan ada jebakan yang kita buat, Morran akan terjerat"ia menarik tangan pemuda yang sudah keletihan.

Sedikit lagi mereka akan sampai pada jebakan untuk mahluk yang mengejar mereka. dengan melompati sebuah akar mereka terus berlari pelan seraya menoleh kebelakang ingin menyaksikan mahluk itu terperangkap. Namun, mahluk itu sangat cerdik, ia mengikuti lompatan dari dua pemuda yang dikejarnya

"Sial!, ia cerdik, ayo lari"ia menarik tangan temannya lagi.

"aku sudah benar-benar tidak sanggup berlari lagi"nafasnya tlah  memburu.

"Terus,sebentar lagi kita akan sampai di desa"bentaknya dan menarik temannya sekuat tenaga

Deru nafas mereka bersahutan di keheningan hutan. Raungan Moran terasa dekat di belakang mereka.

“itu!” katanya kepada temannya.

Dengan satu isyarat temannya langsung berlari sekuat tenaga kearah yang di tunjuk, hingga mereka bisa menarik nafas lega. Moran menghentikan larinya dan memutar kepalakembali memasuki semak belukar. Kedua anak itu telah selamat sampai di desa tempat dimana mereka tinggal.

"hei!, Aku lolos dari kejaran Moran!"teriaknya bangga.

"Apa kau gila!, berani-beraninya kau menantangnya!"teriak satu warga.

"buktinya aku lolos dari pengejarannya, padahal aku telah membuat jebakan untuknya, namun sayang, gagal"ia terus berjalan kedepan.

"Mose! ikut aku!"terdengar suara orang tua memanggilnya

Mose mengikuti orang itu menuju sebuah gubuk yang sedikit lebih besar dari gubuk-gubuk yang lain.

"Sudah aku bilang! Tidak ada gunanya kau bermain-main seperti itu.. kau membuatku malu sebagai kepala desa!"bentak pria tua itu.


"Tapi ayah, aku tak berniat menantangnya, Aku hanya ingin berburu, apakah itu salah?"balas Mose.

“Umurmu belum cukup untuk berburu"kata ayahnya


Aku sudah besar ayah! sampai kapan ayah akan menganggapku seperti anak kecil !" bentak Mose dengan nada menantang.


PLAK!! 

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Mose, ia menatap tajam kearah ayahnya dan langsung berlari keluar.

“Ojan! ikut aku"kata Mose

Ojan mengikuti langkah teman dekatnya itu masuk kedalam hutan.Mereka sengaja mengambil arah yang berbeda dari pengejaran mahluk menyeramkan tadi.

betapa rapuhnya pemikiran orang tua, sampai kapan ia akan menganggapku seperti anak kecil”kata Mose


ia mengkhawatirkanmu mose, itu wajar”balas Ojan.


tapi aku bosan!, sepertinya mereka memerlukan suatu pembuktian, bagaimana kalo kita bunuh saja Moran, agar mereka mengakui kita" kata Mose

 "kau gila! mahluk itu ditakuti turun temurun oleh leluhur kita" Ojan terlihat tidak menyetujui ide sahabatnya itu.

"dengan cara apalagi untuk membuktikan kedewasaan kita kepada orang-orang didesa?"tanya Mose

Ojan berpikir lama dan memberikan anggukan tanda setuju, meskipun dalam hatinya ia gentar terhadap Morran.

Mereka berdua terus berjalan tanpa memperdulikan kemana arahnya. Hingga tanpa disadari mereka mengarah keluar dari hutan. Langkah mereka terhenti ketika melihat sebuah sinar terang di ujung hutan.
“cahaya apa itu?”tanya Ojan.

“aku tak tahu, mari kita lihat”kata Mose.

“tunggu, mungkin itu arah keluar hutan”Ojan menahan tangan Mose.

“terus kenapa?”tanya Mose.

“bukankah kita dilarang keluar hutan?”tanya Ojan kembali.

Mereka terdiam memandang cahaya itu, keraguan melanda pikiran mereka. Namun, karna didorong oleh rasa penasaran Mose memilih untuk terus maju.

“lebih baik kita mengurungkan niat untuk kesana Mose”sahut Ojan memperingati sahabatnya.

“tidak apa Ojan, kita hanya akan melihatnya sebentar”kata Mose.

Suatu pemandangan yang sama sekali belum pernah mereka lihat, pasir putih, laut jernih dan langit biru yang membentang luas. 

“melihat inikah kita dilarang oleh mereka?”Mose memandang sekeliling

“indahnya!”Ojan terkagum melihat pantai yang indah.

Mose melangkah keluar dan menginjakkan kakinya di pasir putih. Namun langkahnya ditahan oleh Ojan.

“tunggu, ada sesuatu disana”kata Ojan seraya menunjuk sebuah kapal.

“apa itu?”tanya Mose.

“aku tak tahu”Ojan mengangkat kedua bahunya.

Tiba-tiba keluar seorang anak kecil dari dek kapal, mereka berdua terkejut dan memperhatikan dengan seksama kearah gadis tersebut. Gadis itu menunjuk kearah mereka.

“hati-hati! dia melihat kita!”kata Mose.

“ayo lari!”Ojan menarik tangan Mose.

Mereka segera masuk kedalam hutan untuk kembali ke desa.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar