MORRAN
Mereka terus berlari tanpa menoleh kebelakang.Tersirat ketakutan yang amat sangat dari wajah kedua anak itu. Mahluk itu masih
membayangi setiap langkah, raungannya
terdengar jelas di heningnya hutan.
"Cepat!
jangan berhenti, ia akan menerkam apabila kau menghentikan lari walaupun hanya sebentar"seru salah seorang dari mereka.
"Aku sudah
tidak sanggup berlari lagi, nafasku sangat sesak"pemuda satu lagi terengah-engah.
"didepan ada jebakan yang kita buat, Morran akan terjerat"ia menarik tangan pemuda yang sudah keletihan.
Sedikit lagi mereka akan sampai pada jebakan untuk mahluk yang mengejar mereka. dengan melompati sebuah akar mereka terus berlari pelan seraya
menoleh kebelakang ingin menyaksikan mahluk itu terperangkap. Namun, mahluk itu sangat cerdik, ia mengikuti lompatan dari dua pemuda yang dikejarnya
"Sial!, ia
cerdik, ayo lari"ia menarik tangan temannya lagi.
"aku sudah benar-benar tidak sanggup berlari
lagi"nafasnya tlah memburu.
"Terus,sebentar lagi kita akan sampai di desa"bentaknya dan menarik temannya sekuat tenaga
Deru nafas
mereka bersahutan di keheningan hutan. Raungan Moran terasa dekat di belakang
mereka.
“itu!” katanya kepada temannya.
Dengan satu
isyarat temannya langsung berlari sekuat tenaga kearah yang di tunjuk, hingga
mereka bisa menarik nafas lega. Moran menghentikan larinya dan memutar kepalakembali
memasuki semak belukar. Kedua anak itu telah selamat sampai di desa tempat
dimana mereka tinggal.
"hei!, Aku lolos dari kejaran Moran!"teriaknya bangga.
"Apa kau gila!, berani-beraninya kau menantangnya!"teriak satu warga.
"buktinya aku lolos dari pengejarannya, padahal aku telah membuat jebakan untuknya, namun sayang, gagal"ia terus berjalan kedepan.
"Mose! ikut aku!"terdengar
suara orang tua memanggilnya
Mose
mengikuti orang itu menuju sebuah gubuk yang sedikit lebih besar dari
gubuk-gubuk yang lain.
"Sudah aku bilang! Tidak ada gunanya kau bermain-main seperti itu..
kau membuatku malu sebagai kepala desa!"bentak pria tua itu.
"Tapi ayah, aku tak berniat menantangnya, Aku hanya ingin berburu,
apakah itu salah?"balas Mose.
“Umurmu belum cukup untuk berburu"kata ayahnya
“Aku sudah besar ayah! sampai kapan ayah akan menganggapku seperti
anak kecil !" bentak Mose dengan nada menantang.
PLAK!!
Sebuah
tamparan keras mendarat di pipi Mose, ia menatap tajam kearah ayahnya dan
langsung berlari keluar.
“Ojan! ikut aku"kata
Mose
Ojan
mengikuti langkah teman dekatnya itu masuk kedalam hutan.Mereka sengaja
mengambil arah yang berbeda dari pengejaran mahluk menyeramkan tadi.
“betapa rapuhnya pemikiran
orang tua, sampai kapan ia akan menganggapku seperti anak kecil”kata Mose
“ia mengkhawatirkanmu mose, itu wajar”balas Ojan.
“tapi aku bosan!, sepertinya mereka memerlukan suatu pembuktian, bagaimana kalo kita bunuh saja Moran, agar mereka mengakui kita" kata Mose
"kau gila! mahluk itu ditakuti turun temurun oleh leluhur kita" Ojan terlihat tidak menyetujui ide sahabatnya itu.
"dengan cara apalagi untuk membuktikan kedewasaan kita kepada orang-orang didesa?"tanya Mose
Ojan berpikir lama dan memberikan anggukan tanda setuju, meskipun dalam hatinya ia gentar terhadap Morran.
Mereka berdua
terus berjalan tanpa memperdulikan kemana arahnya. Hingga tanpa disadari
mereka mengarah keluar dari hutan. Langkah mereka terhenti ketika melihat
sebuah sinar terang di ujung hutan.
“cahaya apa itu?”tanya Ojan.
“aku tak
tahu, mari kita lihat”kata Mose.
“tunggu,
mungkin itu arah keluar hutan”Ojan menahan tangan Mose.
“terus
kenapa?”tanya Mose.
“bukankah
kita dilarang keluar hutan?”tanya Ojan kembali.
Mereka
terdiam memandang cahaya itu, keraguan melanda pikiran mereka. Namun, karna
didorong oleh rasa penasaran Mose memilih untuk terus maju.
“lebih baik
kita mengurungkan niat untuk kesana Mose”sahut Ojan memperingati sahabatnya.
“tidak apa
Ojan, kita hanya akan melihatnya sebentar”kata Mose.
Suatu pemandangan yang sama sekali belum pernah mereka lihat,
pasir putih, laut jernih dan langit biru yang membentang luas.
“melihat inikah kita dilarang oleh mereka?”Mose memandang sekeliling
“indahnya!”Ojan terkagum melihat pantai yang indah.
Mose melangkah keluar dan menginjakkan kakinya di pasir putih.
Namun langkahnya ditahan oleh Ojan.
“tunggu, ada sesuatu disana”kata Ojan seraya menunjuk sebuah
kapal.
“apa itu?”tanya Mose.
“aku tak tahu”Ojan mengangkat kedua bahunya.
Tiba-tiba keluar seorang anak kecil dari dek kapal, mereka berdua
terkejut dan memperhatikan dengan seksama kearah gadis tersebut. Gadis itu
menunjuk kearah mereka.
“hati-hati! dia melihat kita!”kata Mose.
“ayo lari!”Ojan menarik tangan Mose.
Mereka segera masuk kedalam hutan untuk kembali ke desa.
To be continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar