Homepage Isi Blog Contact Me

Kamis, 16 Agustus 2012

Edisi Ramadhan (bag.20)

Empat hari tlah berlalu..
semua selalu tersenyum dan ikhlas menjalani program pesantren kilat.
meskipun dimalam hari  mereka harus ketakutan dengan suara misterius itu.

Siang kali ini terasa sangat panas.. matahari bersinar terik..
membuat suasana di dalam tenda menjadi gerah..
tidak ada satupun yang sanggup bertahan di dalam tenda..
mereka lebih memilih untuk tidur di bawah pohon atau pun di tempat teduh yang lain.

Kang Alex tengah sibuk meraut ujung kayu menjadi tajam untuk persiapan misi suara misterius..
dia lah yang paling penasaran dengan hal tersebut.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karna ini waktu piketku..
aku mencuci peralatan makan dan masak di pinggir sungai..
meskipun di bawah sinar terik mentari..
aku tetap semangat mencucinya..
hal itu dikarenakan aku mencuci berdua dengan Zahara..
semua ini keknya sudah di atur oleh kang Alex.. ia sengaja memilih daftar piket secara berpasangan.
perbincangan kami mengalir.. hingga tak terasa semua nya telah selesai di cuci.
kami pun mengangkat dan membawanya ke dapur tenda.
setelah itu kami duduk berdua dibawah pohon yang rindang..
untuk menikmati angin yang sepoi-sepoi..

loh! dimana Vulka dan Cmonk?

BYURRRR...!
seketika air sungai melimpah ruah..
kalau saja itu bukan aliran sungai.. mungkin air itu akan habis seketika..
hal itu terjadi dikarenakan Vulka meloncat dari atas batu yang posisinya lebih tinggi dari permukaan sungai..

Ia langsung menyelam di dalam nya..
dia merasa dirinya tlah berubah menjadi ikan duyung (sesuai..)
dengan cekatan ia berenang ke sebrang sungai..
sesekali ia menyemburkan air ke atas permukaan air ( orang apa paus neh! )

Cmonk yang menonton dari tadi tidak dapat menahan nafsunya untuk masuk kedalam sungai..
ia membuka pakaiannya satu persatu dan segera naik keatas batu.
dengan gaya bak peloncat indah ia mencoba salto..
1....2.....3.."ia mencoba menghitung untuk menambah semangatnya..

Pada hitungan ketiga ia mendorong tubuh dengan kedua kakinya..
namun karena batu itu basah karena loncatan vulka tadi..
kaki cmonk meleset dan lompatannya mendadak miring ke pinggir sungai.
namun apa daya putaran salto telah terlaksana..
wajah mendarat telak di pasir..
Brushhhh,,,,!

Puahhhhh...uhuk ...uhuk.."Cmonk terbatuk-batuk.. karna pasir yang masuk mulut nya .


Vulka yang melihat kejadian itu langsung tertawa terbahak...
setiap gumpalan daging di tubuhnya bergetar hebat karna tawa itu.

Cmonk duduk di pinggir sungai sambil memegang mukanya..
hasrat hati ingin gaya.. namun apa daya malah merana...
Cmonk merintih kepedihan karna luka di goresan hidungnya..

Cmonk: sialan loe.. malah ngetawain..
Vulka: lagian.. lu aneh.. udah ada aer.. malah nancepin muka ke pasir..
Cmonk: meleset gara-gara licin...
Vulka: tapi ga pa-pa koq... emang pantes lu mendarat di pasir..
Cmonk: napa gitu?
Vulka: muka lu kek sekop pasir... wkwkwk
Cmonk: sialan loe! untung cuma loe yang liat.. kalo ga bisa tengsin gue..
Vulka: keliatan putih lu dengan pasir dimuka monk .. kek habis berbedak.. haha.
Cmonk: loe kata gue banci!

Akhirnya Cmonk masuk kembali ke dalam sungai.
untuk membersihkan badan saja..
mood nya telah hilang untuk berenang dan main..

Sementara aku masih di bawah pohon bersama sang pujaan hati.

Aku: enak ya...
Zahara: enak apa?
Aku: enak bisa menikmati angin ini bersama Zahara..
Zahara: emang kalo bukan dengan zahara... anginnya berbeda.
Aku: ya iyalah.. untuk saat ini alam mendukung suasana hatiku.
Zahara: haha..ntah ya...
Aku: ...............
Zahara: napa diam?!
Aku: aku kaget...
Zahara: kaget kenapa?
Aku: aku suka senyum  zahara yang keliatan gigi..
Zahara: udah die.. radie mau memupuk perasaan zahra ya?
Aku: loh koq gitu..
Zahara: ga da..
Aku: go boleh ngomong setengah-setengah.
Zahara: biarin..

Semenjak malam dimana aku berduaan bersama dia..
Zahara memperlihatkan sedikit respon perasaannya kepadaku..
tapi itu sudah cukup buatku.. aku sudah senang..
lagipula aku memang sudah menyukai dia sejak awal.

Waktu terus berlanjut..
dari detik ke detik...
menit ke menit...
hingga jam ke jam....

Setelah berbuka puasa dan sholat magrib..
kami semua berkumpul mengelilingi perapian untuk menghangatkan diri..
menikmati malam sambil bercerita.. 
sepertinya wajar siang hingga sore tadi terasa panas..
karna malam ini begitu dingin..

Dikerumunan itu..
sesorang sangat serius menyimak cerita-cerita kan Alex
sementara tangannya sedang sibuk mengupas bawang untuk bahan masak sahur nanti..

Vulka: kamu ga habis-habisnya membuat aku terus terkagum Dien..
Dienza: emang kenapa?
Vulka: bisa mengupas bawang tanpa melihat... ck ck ck
Dienza: biasa aja kaleeee...

Aduh.... "Dienza terpekik..

Vulka: ada apa dien?
Dienza: gara-gara loe ngajakin ngomong.. jari gue ke iris pisau nih...!
Vulka: astaga.. kamu ga pa-pa?!

Dengan sigap Vulka memasukkan jari Dienza kedalam mulutnya..
dia menghisap darah hingga pendarahannya terhenti..
Setelah itu ia mengambil daun dan mengunyahnya..
sisa kunyahan itu ditempelkan ke luka bekas teriris pisau..

Dienza termangu melihat tingkah Vulka..
tiba-tiba pipinya merona merah..
jantungnya berdegup kencang..
mata mereka saling bertatap..
namun tatapan kali ini sangat tidak biasa,,
tatapan yang hangat..

Dienza: Vul...
Vulka: iya dien...
Dienza:  makasih ya..
Vulka: ga pa-pa.. untung aja udah buka puasa..
Dienza: kamu baik banget sama aku
Vulka: udah.. santai aja.. lagian jarimu yang berdarah itu kek burger di kasih sambel..
Dienza: sialan loe! mentang-mentang jari gue gendut-gendut..

Tanpa tersadari bunga-bunga asmara mulai bermekaran di antara kami..

uuuuu...uuuu....

Seketika kami semua terdiam..
bunyi itu datang lagi..

Alex: malam ini kita akan mencari tau sumber suara itu..
Aku: hmm.. keknya bakalan berat nih..
Vanei: mengerikan..
Cmonk: mesti siapkan mental nih..
Aku: ayo siap-siap..

Kami segera masuk kedalam tenda untuk mengambil apa saja yang berguna untuk bertahan.
Kang Alex memimpin ekspedisi pencarian ini..
ia membawa tombak yang telah di rautnya
Cmonk membawa parang keramat yang sengaja di bawanya untuk jaga-jaga
aku membawa senter dan bilah kayu..
sedangkan Vulka..
membawa..
sekeranjang donat yang sengaja di simpannya..
LoH!

Aku: ya ampun Vul...
Cmonk: eh karung duku..! napa malah bawa donat loe!?lu kate mau piknik!
Vulka: ntar kalo gw lapar disana gimana?
Cmonk: loe kunyah noh.. pohon..!
Vulka: emangnya gw burung pelatuk !
Cmonk: dudul banget sih loe!
Alex: cari sesuatu yang bisa dipakai untuk jaga diri vul..
Vulka: iya kang...

Dengan merengut Vulka masuk kembali kedalam tenda..
dan keluar membawa teflon dan kuali..

Cmonk: buat apa loe bawa teflon.
Vulka: jangan sembarangan lu monk... neh teflon senjata andalan mak gw..
Cmonk: senjata buat apa?
Vulka: buat gebukin gw kalo nakal..
Cmonk: wkwkwkw.... loe emang nakal dari kecil Vul..
Vulka: koq tau monk?
Cmonk: muka loe kek belahan katapel...
Vulka: wkwkwkw... sialan...
Alex: udah siap semua?
kami mengangguks secara bersamaan..

Zahara: zahara ikut die..
Aku: jangan ra.. nanti kalo terjadi apa-apa sama Zahara... aku akan sangat menyesal..
Zahara: ga pa... zahara bisa jaga diri koq..
Aku: ya udah.. tapi ga boleh jauh-jauh dari ku..
Zahara: iya die...

Cmonk yang melihat aku dan zahara langsung mendekati Vanei..

Cmonk: kamu ikut donk Van..
Vanei: tapi aku takut monk...
Cmonk: aku yang jagain kamu Van.. percaya deh...
Vanei: bener ya monk..
Cmonk: tak akan aku alihkan sedikit pun pandangan ku dari kamu..
Vanei: issh.. you're so romantic monk..
Cmonk: hehe... hanya kepadamu seorang Van..

Dienza keluar dari tenda dengan membawa kayu balok yang ukurannya agak sedikit besar..
Vulka sadar kalo dia tidak mesti berbuat hal yang sama seperti aku dan Cmonk
karna kemungkinan besar dialah yang bakalan di jaga Dienza.

Kami berjalan menyusuri sungai agar tak tersesat..
melangkah pelan di dalam rimbunan hutan..
suara itu sungguh misterius..
semakin di dekati.. semakin jauh sumber suara itu.

uuuu....uuuuuu......."bunyi itu masih terdengar jelas.

Sudah setengah jam kita berjalan..
tapi kami tetap tidak menemukan suara itu.
hingga kami memutuskan untuk beristirahat sejenak..

uuuuu....uuuuuu.....

Vulka: kolor gw udah basah nih .. keringetan..
Cmonk: jiakk.. jorok banget loe!?
Alex: kenapa kita hanya berputar-putar di tempat yang sama
Aku: iya nih... kita balik ketempat asal tadi..
Cmonk: sama seperti kami tersesat waktu itu..

uuu...uuuUUuuuuu.....

Zahara: kalo kita kearah sana,, sepertinya kita bakalan menemukan sumber suara itu.
Aku: tau dari mana!?
Zahara:  lagian kita berputar di tempat yang sama dari tadi..ya tinggal kearah yang lainnya lah..
Aku: zahara pinter banget!
Zahara: itu kan ada jalannya(sambil menunjuk jalan setapak yang sengaja dibuat orang)
Aku: oh iya.. yuk kang.. kita lanjutkan..

UuuuUuuu..uuUuu

BLETAAAARRRRR !!

tiba-tiba petir berdentum

kenapa tiba-tiba mendung setelah kit amemasuki jalan setapak tadi.."kata kang Alex
TOLONGGG...TOLONG......

Vanei berhenti dan wajah nya terlihat pucat..
Cmonk langsung berlari menghampirinya dengan khawatir..

Cmonk: ADA APA VAN!?
Vanei: sepertinya kaki saya terjerumus ke dalam pasir hisap..tidakk .. aku akan matii!! tolonggg..
Dienza: ya ampun Van.. ga usah lebay deh.. loe tu nginjek tai kebo..
Vanei: hah! masa...?!

Vanei melihat kebawah dan tertawa kecil..
Hehe... maaf guys.."katanya.

Aku berjalan di belakang Zahara , karna aku sangat menghawatirkan dia....
sementara kang Alex berada di posisi paling depan..
ia mencari sumber suara itu dengan mencium baunya (emangnya anjing pelacak!)
sudah bisa di tebak siapa posisinya paling belakang..
ia adalah seorang The Hulk Incredible alias dienza yang sengaja memasang tampang sangar..
biar dikata Rambina (ket: karna Rambo laki-laki.. Rambina berarti versi perempuannya)

UUUUuuuU...uUUUUuuuu...
Zahara benar.. suara itu sekarang semakin jelas terdengar..

Kami tersontak kaget dan menghentikan langkah ketika melihat sesuatu dikejauhan.
ada sekitar enam mahluk yang mengenakan jubah putih..
Jantung kami berdegup kencang melihat apa yang ada di depan mata kami.
kami  mendekati dengan perlahan di balik semak belukar..

UUUUUU...UUUUUUuuuu..
tanpa sengaja Vanei menggenggam jemari Cmonk
Cmonk tersenyum bahagia dengan hal itu..
ia tak lagi memikirkan mahluk apa yang ada di depan matanya itu..
ia tengah memikirkan gimana caranya mengutarakan perasaannya

Rintik gerimis mulai turun sedikit demi sedikit..
suasana malam mencekam... sunyi dan mistis.
bahkan binatang buas tidak berani menampakkan diri karna kehadiran enam mahluk misterius itu
pakaiannya sangat aneh... dari tutup kepala satu terusan menjuntai sampai ke bawah dan berwarna putih...

Mahluk itu tengah diam.. tidak lagi bersuara aneh..
sepertinya mereka sedang berkomunikasi satu sama lain..
namun suara mereka tidak terdengar karna jauh..
kang Alex memberikan isyarat untuk lebih mendekat..

Bagaikan seorang tentara profesional kami tiarap di semak belukar..
kaakkk...kakkkkk..."bunyi gagak..
auuuuu........ lolongan srigala mendukung suasana menjadi begitu horor..

Vanei bergetar ketakutan... 
Vulka mengeluarkan coklat yang sengaja di bawanya untuk menghilangkan ketakutan..
kilat datang bersahut-sahutan...

Suara mereka berkomunikasi mulai terdengar samar..
dan kini mulai terdengar jelas..

Cocic: eh jeung.. suara yey terlalu keras.. jangan dominan dunk cinn..
Pras: eh gilingan lu neee'... suara mereka yang kekecilan taukkk!
Cocis: gimana mau menang kontes paduan suara waria neh cinn. kalo bertengkar terus..
Uzie: eh bo'... tetap semangat dunk.. capcus.. tinggal seminggu lagi nih kita lembong..
Cocis: lembong apa tuh cinn??
Uzie: lomba gethoooo....
Pras: eh neee'... udah semenggong kita latihan... intro nya aja ga kelar-kelar. aduh neee'
Cocis: makanya di atur lagi dunk dinamekong nye cinn.
Uzie: yuk capcuss.. ulang dari pertemong legong....
Cocis: yuk capcuss
Uzie: bentar bo' akikah pepsi dulu yaa...
Pras: udah berapa kali yey pepsi... nganggu latihan ajaaa neee'
Uzie:  dah ga tahan nih... mau membrojolll
Pras: duh nee' emangnya yey hamil
Uzie:  bisa jadi bo'
Pras: kao itu lekong nee'.. sadar diri napaaa..
Uzie:  kao juga hoi (suara aslinya keluar)
Cocis: aduh cinn... malah bertengkar.. udah sana capcus pepsi zie..
Pras: yuk kita mulai latihan aja dulu.. sembari menunggu benconggg satu itu...

Kao juga bencongg !' bentak Uzie dari kejauhan.

Uuuuu...uUUuuuu..UUUuuuu

Kami yang melihat dan mendengar kejadian itu langsung terdiam dan saling berpandangan..
ternyata suara yang di takuti oleh satu warga desa adalah suara banci yang sedang latihan paduan suara...
mereka mengenakan jaket anggota yang berwarna putih.. 
Kami langsung tertawa terbahak-bahak... suara kami membuncah di dalam hutan..

HUAHAHAHAHA!!!

Takodel kodel kodok makan pergedel,, ampe pegeeeel.."cocis kaget sampe latah.

Kami berdiri dari semak belukar..
Cocis terperanjat kaget melihat kami berdiri disana.

Alex: kenapa kalian bernyanyi disini?
Cocis: kita-kita pada takut mengganggu ketenangan warga kalo latihan di balai desa cinn...
Alex: disini lah malah mengundang curiga bagi warga desa..
Cocis:  masa sih!
Alex: iya.. warga desa telah resah mendengar suara kalian belakangan..
Cocis: berarti kami lebih baik izin latihan di balai desa kali yaaa cinn...
Alex:  iya.. bicarakanlah baik-baik dengan kepala desa..
Cocis: uke dah... eikeh minta maaf udah mengganggu acara pesantren kilat yey-yey pade..
Alex: tidak apa...

Akhirnya mereka berlalu menghilang menuju desa Banturan..
kami pun segera kembali ke perkemahan...
ternyata suara yang mengganggu itu tidak lah berbahaya...
sesampai di perkemahan kami segera memasuki tenda masing-masing dengan mengucapkan..

Selamat tidur Ra....
Selamat tidur Die...

Goodnight Van...
Goodnight Monk...

uh..uh...ahh...Dien..
ah..uh..ah...Vul (bahasa Gorila)

Malam itu kami lalui dengan petualangan seru dan sekaligus menjadi awal dari kisah asmara kami.

to be continued









Tidak ada komentar:

Posting Komentar