Homepage Isi Blog Contact Me

Senin, 27 Agustus 2012

Liga Rombeng (1) "sepasang sepatu butut"

Rumput hijau di sebuah lapangan luas.
suara angin bertiup pelan didedaunan pohon.
matahari bersinar malu-malu di balik perbukitan.
suasana pagi itu sejuk sekali di sini.

Seseorang tengah berdiri di tengah lapangan dengan mengenakan pakaian olahraga.
perutnya menjulang menantang dinginnya pagi.
terlihat sebatang rumput kering di sela bibirnya.
wajahnya terlihat resah menanti sesuatu.


BAH! Mana nih mereka...! katanya mo latihan pagi..sudah ku bela-belain bangun pagi."katanya.

Hampir lima belas menit ia berdiri di sana.
hingga datang seseorang yang mendekatinya.

Lama kali kau Cis.. bah!"sahut nya.

Sorry sam.. gue tadi bantu mak gue sapu rumah dulu."kata cmonk.

mana nih yang lain!?"balas sam.

Kite tunggu aje.."jawab Cocis.

Kalo begitu kita latihan passing aja dulu..supaya dingin ini hilang.."kata sam.

Mereka berdua mulai saling oper bola.
suasana pagi yang dingin masih terasa.
namun keringat mulai mengalir.

Hingga beberapa orang berdatangan ke lapangan.
mereka semua adalah tim sepak bola Berkat Gigih.
nama itu mereka dapatkan setelah perdebatan yang sangat sengit malam tadi.

Sementara dirumah..
aku baru saja bangun dari tidur indahku semalam.

Aku: morning mam... (ce'ileeeeee)
Mami: morning son..
Aku: mami... mana sepatuku...!
Mami: sepatu yang mana nak?
Aku: sepatu bola saya mam...
Mami: itu baru saja mami kasih ke tukang loak yang lewat depan rumah
Aku: hapah! kenapa di buang sih.....
Mami: paling tukang loaknya belum jauh dari rumah kita.

Aku langsung berlari keluar untuk mengejar tukang loak.
memang benar kata mami.. tukang loak itu masih ada beberapa meter dari rumah.

Bang!Tungggguuuuuuu (berlari kecil sambil berurai air mata)....

Tukang loak itu berhenti dan menoleh..
aku berlari mendekatinya.

Aku: maaf bang.. saya mau ambil kembali sepatu saya.
T.loak: tapi sepatu itu sudah saya pakai dek.. saya tidak punya alas kaki soalnya.
Aku: hmm... tunggu disini..

Aku berlari masuk kedalam rumah.
dan beberapa menit kemudian aku kembali dengan membawa sepasang sepatu yang masih tampak baru.

Aku: ini bang... abang pake sepatu yang ini saja.
T.loak: waduh.. bukannya sepatu itu masih bagus?
Aku: tidak apa bang.. saya butuh sepatu yang abang pakai sekarang itu.
T.loak: bener nih..!?
Aku: iya bang.. nih..

Tukang loak itu menerima sepasang sepatu itu meskipun mukanya terlihat enggan untuk menerimanya.
setelah itu berlalu pergi dengan gerobaknya dan aku kembali masuk kedalam rumah.

Mami: kenapa sih... sepatu butut gitu di bela-belain?
Aku: udah nyaman main bola pake sepatu ini mam...
Mami: ya udah... sana sarapan dulu..

Setelah selesai sarapan aku langsung mengenakan sepatu andalanku.
dan berlari kerumah Vulka.

Vulka... vulka...."panggilku.

Ondee... si Radie ruponyo... Vulka masih tidur nak..."kata ibu Vulka.

nggak apa bundo.. biar saya yang bangunkan.."kata ku.

indak apo do... cubolah bangunkan.. ibu alah paniang dengan anak bujang tu.."jawab ibu Vulka.

Aku masuk dan langsung menuju kamar Vulka.
ternyata dia tengah tidur tanpa mengenakan baju.

Aku: Vul! bangun oi...
Vulka: hmmm... napa die?
Aku: katanya mo latihan...
Vulka: oh iya..ambo mandi dulu ya..
Aku: ga usah..
Vulka: napa gitu?
Aku: muka mu dah kek sabun batangan..
Vulka: sialan..
Aku: terkadang aku bingung deh Vul.
Vulka: emang napa die?
Aku: hidup kamu itu begitu konstan dan sangat stabil.
Vulka: maksudnya?
Aku: liat aja tuh muka.. sejak dulu.. konstan ancurnya..

Vulka: ondeh.. kaleraaa.....

Vulka bergegas masuk kamar mandi untuk mencuci muka.
dan aku langsung menunggu Vulka di luar rumahnya.
ibu Vulka tengah sibuk menyapu rumah.

Aku: loh! sepatu saya mana bun?
Bundo: onde mandee... itu sepatu radie ruponyo..
Aku: iya bundo..
Bundo: bundo kira itu sepatu siapa... itu ada di tong sampah..
Aku: buset.. mentang-mentang butut.
Bundo: hehe...

Emang sih.. tuh sepatu udah lusuh dan lecek banget.
namun.. sepatu itu selalu menemaniku selama ini.
dari mulai sekolah, olah raga, main ampe tidur...
sepatu itu udah di takdirkan berjodoh dengan sepasang kakiku.

tak lama Vulka keluar dari rumahnya.
ia mengenakan setelan yang rapi.
baju kemeja dan celana jeans pudar dikenakannya.
rambutnya pun terlihat mengkilat (pake minyak sayur keknya tuh)

EH sapi!.. kita ini mau main bola tauk !"bentakku..

Beberapa menit kemudian kami tlah sampai dilapangan.
disana sudah ada beberapa teman yang sedang sibuk latihan.

Aku: eh dah latihan duluan kalian..!
Sam: gimana sih!
Vulka: sorry sam.. ambo susah bangun pagi.
Sam: pantas aja badan kau kek karung.. molor aja kerja kau!
Vulka: kamu saja yang bangun pagi masih aja gendut.
Sam: bah! ya sudah cepat.. kita mulai latihan.
Vulka: mulai dari mana nih...
Sam: bentar lagi bakal ada turnamen liga Rombeng..
Vulka: wah..! bilo tu....??
Sam: dua bulan lagi.. kita mesti siap-siap.. karna aku sudah mendaftarkan tim kita.
Vulka: bakalan seru tuh.. 

Aku,Cmonk,Cocis dan sam mulai dengan latihan passing bola
Sedangkan Vulka adalah kiper andalan tim kami.
ia latihan dengan diwa.

Alex: kita masih kurang beberapa orang lagi guys.
Aku: iya nih.. mesti hunting pemain.
Alex: tapi semua pemuda di kampung ini rata-rata udah punya tim.
Aku: trus gimana nih kang.
Alex: ya udah sabar aja dulu.. sambil nyari.

Kang Alex adalah teman sekaligus abang kami.
karna ia berumur lebih tua dan dewasa.
kami mempercayainya untuk menjadi leader dalam tim kami.

Kami merupakan salah satu tim kesebelasan sepak bola di kampung Glebi.
kampung ini terletak di suatu tempat yang di rahasiakan negara.
(demi keamanan aktor-aktor dari serangan paparazzi).

to be continued














Tidak ada komentar:

Posting Komentar