Homepage Isi Blog Contact Me

Rabu, 29 Agustus 2012

Liga Rombeng (2) "Latihan Ekstra Keras"

Matahari bersinar sangat terang.
Panasnya terasa membakar kulit kepala.
membuat burung-burung enggan terbang
dan rerumputan pun tertunduk layu.

Peluh berjatuhan bagaikan hujan deras
dahaga menggerogoti keringnya tenggorokan
Namun..
tak satupun semangat dari anggota tim sepak bola Berkat Gigih menjadi kendor.
mereka masih latihan dengan semangat di bawah teriknya matahari.
cocis dan sam sejak tadi istirahat duduk di bawah pohon yang rindang
mereka sedang asik bercengkrama membahas berita-berita penting.
Sam: eh tau gak! si poppy anaknya mbok marni hamil?!
Cocis: tau dari mana kau sam?
Sam: kemarin aku lihat mbok marni memarahi dia..
Cocis: wah.. hamil dengan siapa tuh?
Sam: itu.. si kirun cucunya haji burhan..
Cocis:  ya ampun.. cucu haji bisa-bisanya berbuat seperti itu.
Sam: gimana ga cis.. si poppy montok banget.
Cocis: iya juga sih sam.. aku aja sekennya mau.. hehe
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan gaya seperti Christian Ronaldo..
aku mengambil ancang-ancang untuk menendang bola ke arah gawang
mata ku menatap tajam ke mata Vulka.
mencoba menipu kemana arah lari bolanya.

sementara kang Alex,Cmonk dan Diwa jadi pagar betis.
mereka terlihat gemetaran.. takut bola mengenai mereka.

Aku mundur beberapa langkah dengan pelan.
berlari cepat dan menendang bola sekuatnya.
namun sangat disayangkan..
bola nya melenceng jauh ke kiri gawang.

Arrghh...!
aku kesal tendanganku selalu saja meleset..
tendangan bebas ku tidak ada peningkatan.
padahal aku hampir tiap hari berlatih menendang bola.

aku menunduk lesu..
loh...
aku terkejut sepatuku hilang sebelah.
sepatuku sebelah lagi mana!"kata ku.

tiba-tiba...
 
DUAGH..!!
sepatu bututku mendarat tepat di muka cmonk.

Adddduuuuuuuuuh.....!!"jerit cmonk.

Cmonk: busetttt!!..lo kata muka gue bibir gawang?!
Aku: hahahaha.....maap maap monk.
Cmonk: sakit nih !
Aku: kenapa tendangan ku tidak ada peningkatan ya?
Cmonk: itu udah lumayanlah die.. power nya bertambah.
Aku: masa monk??
Cmonk: iye.. liat aje tuh betis udah kek beton bantar gebang.
Aku: kamu tau dari mana tendanganku powernya bertambah?
Cmonk: lo kaga liat ape! ne bibir gue ampe jontor kena sepatu lo!?
Aku: oh iya.. hehe
Cmonk: tawa lo jerawat hiu!

Cmonk meringis kesakitan mengusap bibirnya.
Vulka tertawa keras melihat kejadian tersebut.

Cmonk: maen ketawa aja nih karung bawang..!
Vulka: haha.. lagian kamu yang salah monk.
Cmonk: lah koq gue!?
Vulka: kamu naro muka sembarangan aja..
Cmonk: lo kate muka gue ubi.. bisa tumbuh sembarangan.
Alex: udah..udah.. lebih baik kita istirahat dulu.. ntar sore kita lanjutkan.

Kami bakalan latihan ekstra padat,
karna turnamen liga Rombeng hanya tersisa dua bulan lagi.
kami terlambat untuk mendapatkan info tentang liga itu.
untungnya kami masih bisa mendaftarkan tim Berkat Gigih.

Sam bela-belain berdiet untuk mengecilkan karung yang terletak di atas pinggangnya (buncit).
ia mengurangi jatah makannya dengan cara gila-gilaan.
biasanya ia makan enam kali sehari.
kali ini ia hanya makan tiga kali sehari (loh bukannya ini standar..?)
satu kali makan ia hanya mengkonsumsi nasi dan sayur yang dimakannya tiga kali ulang (sama aja boong!).

Satu kali seminggu aku,cmonk dan vulka menyempatkan diri ke gym untuk fitnes.
kami bertekad ingin membuat tubuh kami berotot.
setiap hari kami menonton film barry prima yang diulang-ulang hanya untuk melihat otot-ototnya.

Cocis sedang di genjot emak untuk membesarkan badannya.
emaknya kebingungan melihat anaknya yang semakin hari semakin tipis.

Emak: eh cis! napa badan lu makin tipis aja!
Cocis: tipis-tipis banyak yang suka mak..
Emak: siapa?? setau mak lu ga pernah pacaran..
Cocis: mak ga tau sih...
Emak: gaya lu.. mana ada yang mau ama triplek kost-kostan..
Cocis: lah mak.. malah di ledekin.
Emak: banyak cerita lu.. sana makan!
Cocis: iya mak...

Sementara Diwa.. pria berdarah aceh ini mempunyai sifat pemalas yang sangat parah.
kerjanya hanya tidur-tiduran.
orangtuanya mempunyai sebuah toko untuk menjadi pusat perekonomian keluarganya.
toko itu sudah berdiri bertahun-tahun di kampung Glebi.
karna posisinya di gerbang masuk kampung.
banyak warga yang berbelanja kesana.

Pernah terjadi sebuah kejadian karna sifat negatifnya itu.
waktu itu siang hari sangat panas
membuat Diwa malas beranjak keluar rumah.
ibunya tlah berpesan untuk menjaga toko.
karna bapak dan ibunya pergi berbelanja untuk kebutuhan tokonya

Setelah orangtuanya pergi ia dengan segera menutup toko dan pergi kekamar
untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda karna orang tuanya.

sebelum tidur ia menghisap sebatang rokok.
sambil melamun panjang ia melihat keluar jendela sambil menghisap rokok.
belum habis rokok matanya terasa berat.
ia melemparkan rokoknya keluar jendela tanpa mematikannya terlebih dahulu.

Dengan satu kali menguap.. siang itu menghempaskan dirinya dalam tidur yang lelap.
suara ngoroknya memecahkan suasana rumahnya yang sedang sepi.
ia tidak menyadari kalo rokok yang ia buang tadi ternyata terjatuh tepat dikain jemuran ibunya.
ia terus tertidur dengan pulas tanpa menyadari kejadian itu.

Bleeetak!
Tiba-tiba sesuatu yang keras menghantam keningnya.
ia kaget dan terjerembab ke bawah tempat tidur.

Ketika ia membuka mata.
ia melihat ibunya sedang berdiri dengan mata mendelik.

Diwa: ada apa sih mak?
Emak: kau tau kenapa aku marah-marah!
Diwa:  ga tau..
Emak: kau disuruh jaga toko malah enak-enakan tidur!
Diwa: awak ngantuk kali mak...
Emak: kau liat nih kebaya emak...
Diwa: loh..! kenapa bolong kebaya emak?

Plak..!! "satu tamparan mendarat enak di pipi Diwa.

Emak berlalu pergi setelah memberikan satu tamparan.
Diwa melongo karna kejadian itu.

Cmonk: gue duluan ye.. mo mandi dulu.. gerah banget.
Vulka: oke deh monk..
Aku: sip monk

Aku dan Vulka berjalan terus kearah rumah masing-masing.
hingga tiba di depan rumah Vulka.

Vulka: sampai ketemu lagi nanti sore Die..
Aku: ok Vul.. aku jalan dulu ya.

Mak: e,eeee.... ba'a Vulka nii.. suruahlah radie masuak dulu.. mak buat puding.
Vulka: indak mau dio mak..
Aku: enak aja..! mau mak..
Vulka: tadi katanya kau mau pulang.
Aku: ntar aja.. ada rezeki.. hehe..
Vulka: gaya kau.. semuanya main embat aja.

Kami berdua duduk di halaman depan rumah Vulka.
sambil menikmati puding buatan mak Vulka.
di bawah pohon rindang kami bercerita.

to be continued














Tidak ada komentar:

Posting Komentar